Minggu, 27 Desember 2015

Tugas IV Perencanaan Wilayah Pesisir dan Terpadu
Nama : Vinni Mulyani
NPM : E1I013046
ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS BENGKULU
1.    Buatlah dan jelaskan matriks kesesuaian untuk budidaya perikanan atau ekowisata !
Berikut penjelasan dari salah satu bahan referensi yang saya baca dalam sebuah penelitian

Analisis Matriks Kesesuaian untuk Budidaya Laut
Analisis matriks kesesuaian untuk kegiatan budidaya laut diawali dengan penyusunan matriks kesesuaian. Data primer yang berupa data yang didapat dari lapangan digunakan dalam analisis matriks ini. Masing-masing budidaya laut memiliki nilai yang berbeda dalam penentuan nilai bobot, budidaya rumput laut (Tabel 6), budidaya teripang (Tabel 8), dan budidaya ikan kerapu dalam KJA (Tabel 10). Perhitungan matriks kesesuaian dilakukan untuk pemberian skala penilaian. Skala penilaian menururt Hidayat dkk (1995) dalam Utojo (2004) adalah sebagai berikut :
1. S1 (Sangat Layak), apabila lahan tidak mempunyai pembatas yang berarti
untuk mempertahankan tingkat pengelolaan yang diterapkan.
2. S2 (Layak), apabila lahan mempunyai pembatas agak berarti untuk
mempertahankan tingkat pengelolaan yang harus diterapkan.
3. S3 (Cukup Layak), apabila lahan mempunyai pembatas yang berarti untuk
mempertahankan tingkat pengelolaan yang harus diterapkan.
4. N (Kurang Layak), apabila lahan mempunyai faktor pembatas cukup berat
sehingga mencegah kemungkinan penggunaanya.
Keterangan :
1. Angka Penilaian didasarkan pada petunjuk DKP 2002 dalam Kangkan 2006 yaitu 5 : Baik 3 : Sedang 1: Kurang
 2. Bobot berdasarkan pertimbangan pengaruh variabel dominan.
3. Total Skor didapat dari perhitungan , y = Total Skor; A= Angka Penilaian; B = Bobot Total skor digunakan untuk menentukan kelas kesesuaian lahan berdasarkan parameter oseanografinya. Interval kelas kesesuaian didapatkan dengan metode equal interval (Prahasta 2002 dalam Fatah 2012)
2.       Apa yang dimaksud dengan daya dukung?
kemempuan atau kapasitas maksimum lingkungan yang dapat diberikan atau diakomodir dalam menunjang kehidupan makhluk hidup didalamnya secara optimum dan terus menerus tanpa menimbulkan penurunan nilai-nilai yang ada.
Faktor-faktor yang dapat menentukan daya dukung dalam mondisi baik atau tidak antara lain, adalah ketersediaan bahan baku dan energi, akumulasi limbah dari aktivitas produksi (termasuk manajemen limbahnya) dan tentu interaksi anata makhluk hidup yang ada di dalam lingkungan. dengan kata lain daya dukung harus mampu mencakup daya dukung lingkungan fisik, biologi dan persepsi atau psikologis.
Dalam upaya pelestarian fungsi lingkungan hidup (pengelolaan) akan selalu ada kegiatan-kegiatan  seperti kegiatan pemanfaatan (termasuk penataan dan pemeliharaan), pengendalian, pemulihan dan juga penambangan kawasan lingkungan. pembangunan berkelanjutan adalah upaya pelestarian yang paling baik, karena dalamprosesnya akan selalu memperhatikan daya dukung lingkungan sehingga dapat dijadikan modal pembangunan  untuk generasi-generasi selanjutnya.
untuk itu, sebelum melakukan pengelolaan hendaknya ditentukan terlebih dahulu nilai dari daya dukung lingkungan yang menjadi targetnya. dalam penentuan daya dukung suatu kawasan perlu diperhatikan setidaknya tiga aspek utama, yaitu: ekologi, ekonomi, dan sosial. hal ini penting mengingat bahwa interaksi antara kegiatan pengelolaan dengan ekosistem dari kawasan tersebut akan tergambarkan dengan sangat kompleks, sehingga memerlukan pendekatan yang multidimensi.

Referensi


Tugas IV Perencanaan Wilayah Pesisir dan Terpadu
Nama : Vinni Mulyani
NPM : E1I013046
ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS BENGKULU
1.    Buatlah dan jelaskan matriks kesesuaian untuk budidaya perikanan atau ekowisata !
Berikut penjelasan dari salah satu bahan referensi yang saya baca dalam sebuah penelitian

Analisis Matriks Kesesuaian untuk Budidaya Laut
Analisis matriks kesesuaian untuk kegiatan budidaya laut diawali dengan penyusunan matriks kesesuaian. Data primer yang berupa data yang didapat dari lapangan digunakan dalam analisis matriks ini. Masing-masing budidaya laut memiliki nilai yang berbeda dalam penentuan nilai bobot, budidaya rumput laut (Tabel 6), budidaya teripang (Tabel 8), dan budidaya ikan kerapu dalam KJA (Tabel 10). Perhitungan matriks kesesuaian dilakukan untuk pemberian skala penilaian. Skala penilaian menururt Hidayat dkk (1995) dalam Utojo (2004) adalah sebagai berikut :
1. S1 (Sangat Layak), apabila lahan tidak mempunyai pembatas yang berarti
untuk mempertahankan tingkat pengelolaan yang diterapkan.
2. S2 (Layak), apabila lahan mempunyai pembatas agak berarti untuk
mempertahankan tingkat pengelolaan yang harus diterapkan.
3. S3 (Cukup Layak), apabila lahan mempunyai pembatas yang berarti untuk
mempertahankan tingkat pengelolaan yang harus diterapkan.
4. N (Kurang Layak), apabila lahan mempunyai faktor pembatas cukup berat
sehingga mencegah kemungkinan penggunaanya.
Keterangan :
1. Angka Penilaian didasarkan pada petunjuk DKP 2002 dalam Kangkan 2006 yaitu 5 : Baik 3 : Sedang 1: Kurang
 2. Bobot berdasarkan pertimbangan pengaruh variabel dominan.
3. Total Skor didapat dari perhitungan , y = Total Skor; A= Angka Penilaian; B = Bobot Total skor digunakan untuk menentukan kelas kesesuaian lahan berdasarkan parameter oseanografinya. Interval kelas kesesuaian didapatkan dengan metode equal interval (Prahasta 2002 dalam Fatah 2012)
2.       Apa yang dimaksud dengan daya dukung?
kemempuan atau kapasitas maksimum lingkungan yang dapat diberikan atau diakomodir dalam menunjang kehidupan makhluk hidup didalamnya secara optimum dan terus menerus tanpa menimbulkan penurunan nilai-nilai yang ada.
Faktor-faktor yang dapat menentukan daya dukung dalam mondisi baik atau tidak antara lain, adalah ketersediaan bahan baku dan energi, akumulasi limbah dari aktivitas produksi (termasuk manajemen limbahnya) dan tentu interaksi anata makhluk hidup yang ada di dalam lingkungan. dengan kata lain daya dukung harus mampu mencakup daya dukung lingkungan fisik, biologi dan persepsi atau psikologis.
Dalam upaya pelestarian fungsi lingkungan hidup (pengelolaan) akan selalu ada kegiatan-kegiatan  seperti kegiatan pemanfaatan (termasuk penataan dan pemeliharaan), pengendalian, pemulihan dan juga penambangan kawasan lingkungan. pembangunan berkelanjutan adalah upaya pelestarian yang paling baik, karena dalamprosesnya akan selalu memperhatikan daya dukung lingkungan sehingga dapat dijadikan modal pembangunan  untuk generasi-generasi selanjutnya.
untuk itu, sebelum melakukan pengelolaan hendaknya ditentukan terlebih dahulu nilai dari daya dukung lingkungan yang menjadi targetnya. dalam penentuan daya dukung suatu kawasan perlu diperhatikan setidaknya tiga aspek utama, yaitu: ekologi, ekonomi, dan sosial. hal ini penting mengingat bahwa interaksi antara kegiatan pengelolaan dengan ekosistem dari kawasan tersebut akan tergambarkan dengan sangat kompleks, sehingga memerlukan pendekatan yang multidimensi.

Referensi


Tugas IV Perencanaan Wilayah Pesisir dan Terpadu
Nama : Vinni Mulyani
NPM : E1I013046
ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS BENGKULU
1.    Buatlah dan jelaskan matriks kesesuaian untuk budidaya perikanan atau ekowisata !
Berikut penjelasan dari salah satu bahan referensi yang saya baca dalam sebuah penelitian

Analisis Matriks Kesesuaian untuk Budidaya Laut
Analisis matriks kesesuaian untuk kegiatan budidaya laut diawali dengan penyusunan matriks kesesuaian. Data primer yang berupa data yang didapat dari lapangan digunakan dalam analisis matriks ini. Masing-masing budidaya laut memiliki nilai yang berbeda dalam penentuan nilai bobot, budidaya rumput laut (Tabel 6), budidaya teripang (Tabel 8), dan budidaya ikan kerapu dalam KJA (Tabel 10). Perhitungan matriks kesesuaian dilakukan untuk pemberian skala penilaian. Skala penilaian menururt Hidayat dkk (1995) dalam Utojo (2004) adalah sebagai berikut :
1. S1 (Sangat Layak), apabila lahan tidak mempunyai pembatas yang berarti
untuk mempertahankan tingkat pengelolaan yang diterapkan.
2. S2 (Layak), apabila lahan mempunyai pembatas agak berarti untuk
mempertahankan tingkat pengelolaan yang harus diterapkan.
3. S3 (Cukup Layak), apabila lahan mempunyai pembatas yang berarti untuk
mempertahankan tingkat pengelolaan yang harus diterapkan.
4. N (Kurang Layak), apabila lahan mempunyai faktor pembatas cukup berat
sehingga mencegah kemungkinan penggunaanya.
Keterangan :
1. Angka Penilaian didasarkan pada petunjuk DKP 2002 dalam Kangkan 2006 yaitu 5 : Baik 3 : Sedang 1: Kurang
 2. Bobot berdasarkan pertimbangan pengaruh variabel dominan.
3. Total Skor didapat dari perhitungan , y = Total Skor; A= Angka Penilaian; B = Bobot Total skor digunakan untuk menentukan kelas kesesuaian lahan berdasarkan parameter oseanografinya. Interval kelas kesesuaian didapatkan dengan metode equal interval (Prahasta 2002 dalam Fatah 2012)
2.       Apa yang dimaksud dengan daya dukung?
kemempuan atau kapasitas maksimum lingkungan yang dapat diberikan atau diakomodir dalam menunjang kehidupan makhluk hidup didalamnya secara optimum dan terus menerus tanpa menimbulkan penurunan nilai-nilai yang ada.
Faktor-faktor yang dapat menentukan daya dukung dalam mondisi baik atau tidak antara lain, adalah ketersediaan bahan baku dan energi, akumulasi limbah dari aktivitas produksi (termasuk manajemen limbahnya) dan tentu interaksi anata makhluk hidup yang ada di dalam lingkungan. dengan kata lain daya dukung harus mampu mencakup daya dukung lingkungan fisik, biologi dan persepsi atau psikologis.
Dalam upaya pelestarian fungsi lingkungan hidup (pengelolaan) akan selalu ada kegiatan-kegiatan  seperti kegiatan pemanfaatan (termasuk penataan dan pemeliharaan), pengendalian, pemulihan dan juga penambangan kawasan lingkungan. pembangunan berkelanjutan adalah upaya pelestarian yang paling baik, karena dalamprosesnya akan selalu memperhatikan daya dukung lingkungan sehingga dapat dijadikan modal pembangunan  untuk generasi-generasi selanjutnya.
untuk itu, sebelum melakukan pengelolaan hendaknya ditentukan terlebih dahulu nilai dari daya dukung lingkungan yang menjadi targetnya. dalam penentuan daya dukung suatu kawasan perlu diperhatikan setidaknya tiga aspek utama, yaitu: ekologi, ekonomi, dan sosial. hal ini penting mengingat bahwa interaksi antara kegiatan pengelolaan dengan ekosistem dari kawasan tersebut akan tergambarkan dengan sangat kompleks, sehingga memerlukan pendekatan yang multidimensi.

Referensi


Kamis, 26 November 2015

KUIS I PERENCANAAN WILAYAH PESISIR TERPADU


NAMA  : VINNI MULYANI
NPM      : E1I013046

 PERENCANAAN PENGELOLAAN WILAYAH PESISIR PANTAI PANJANG
  • Membuat peundang –undangan yang jelas tentang pemanfaatan dan pengelolaan daerah pesisir sehingga daerah tidak mengalami kesulitan dalam menetapkan suatu kebijakan. Berupa kegiatan seperti konservasi dan rehabilitasi pada kawasan pantai panjang dimana seharusnya di tetapkan pembuatan batasan kawasan lindung, pemasangan papan larangan, penanaman pohon-pohon penahan abrasi, memperbaiki ekosistem pantai dan pemantauan oleh masyarakat.
  • Mengintegrasikan perencanaan pengelolaan dari sektor pertanian dan konservasi. Sektor perikanan baik budidaya tambak udang dan ikan maupun perikanan tangkap, pariwisata alam dan bahari, perhubungan laut, industri maritim , pertambangan lepas pantai, konservasi laut dan pengembangan kota.
  • Integrasi antara ekosistem terestrial dengan marine dalam perencanaan pengelolaan wilayah pesisir terpadu menggunkan pendekatan secara ekologi. Dimana dengan menempatkan daerah aliran sungai sebagai basis perencanaan  sehingga dampak dari kegiatan dan industri serta pembangunan kota perlu di perhitungkan.
  • Melakukan pemanfaatan pada pantai panjang yaitu pada kegiatan pariwisata yang akan di padukan pada kegiatan konservasi, dimana pada kegiatan pariwisata masyarakat yang melihat kegiatan serta keindahan pada pantai panjang tidak akan tega merusak pantai yang dimaksudkan juga pada kegiatan konsrvasi sebagai perlindungan terhadap ekosistem pantai.
  • Melakukan pemanfaatan kegiatan pariwisata dengan kegiatan pembangunan cafe-cafe, tempat penginapan serta tempat-tempat para remaja bermain dll. Dan bisa juga di padukan dengan kegiatan penangkapan ikan di area laut dekat pesisir sehingga masyarakat dapat melihat atau berwisata pada di sekitar kegiatan penangkapan. Dalam hal ini juga dimaksudkan untuk membantu ekonomi masyarakat serta negeri dalam pendapan dalam kegiatan pariwisata.
  • Pemerintah harus tegas dan mengambil tindakan dalam penanganan pencemaran yang terjadi di pantai Bengkulu. Dimana kita mengetahui pantai bengkulu termasuk kedalam pencemaran tertinggi yang sumber utama dari daratan yaitu dari kegiatan industri, kegiatan rumah tangga. Dimana kawasan pantai bengkulu termasuk kawasan pesisir yang padat penduduk, kawasan industri.

Kamis, 19 November 2015

Quiz Pemetaan ke-6
Vinni Mulyani
E1I013046
ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS BENGKULU
 
Standar layout Peta Tematik dan Peta Rencana Zonasi WP-3-K Skala Kabupaten ( 1:50.000)
1.         LOGO DAN PELAKSANA KEGIATAN
2.       NAMA KEGIATAN
3.       JUDUL PETA
4.       ARAH MATA ANGIN, SKALA
5.       SISTEM GRID
6.       INDEKS PETA DAN INSET PETA
7.       LEGENDA
8.       KETERANGAN RIWAYAT DAN SUMBER PETA
2.             MANFAAT PEMETAAN BAGI KELAUTAN
·  Data mengenai kandungan klorofil dan suhu permukaan air laut yang diperoleh dari NOAA AVRR yang memiliki fungsi sebagai prakiraan perikanan untuk melihat kondisi ikan secara akurat.
·   Data Warna Laut :Memberikan informasi ketersediaan makanan dalam kolom air.
·   Data Suhu: Menggambarkan lingkungan laut.
·  Dengan teknik boundaries/fronts/gradients dari klorofil dan SPL dapat memperoleh hasil yang meningkat antara 70-100% dalam perikanan pelagis/ ikan yang ada di dasar dan ikan-ikan demersal.
·  Digunakan dalam evaluasi potensi lahan pengembangan obyek pariwisata perikanan.
·  Digunakan untuk mempercepat dan mempermudah penataan ruang (pemetaan potensi) sumberdaya wilayah pesisir yang sesuai dengan dayadukung lingkungannya.
 REFERENSI
http://msp0958tagianto.blogspot.co.id/
https://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=8&ved=0CFkQFjAHahUKEwi2orDMrf7IAhUWCI4KHQFjAhI&url=http%3A%2F%2Fwww.tataruangpertanahan.com%2Ffile_peraturan%2F357243111039-Pedoman-Teknis-Penyusunan-RZWP3K-Kab-Kota.pdf&usg=AFQjCNEdZBb8DA5LE0QXx3Ja8y00NEkEHA&sig2=c1d1eG0CEV78HXZvBYu4cQ&cad=rja