Suatu peta
merupakan penyajian grafis yang menggambarkan permukaan bumi, yang berbentuk
lengkung (permukaan seperti bola) menjadi penyajian pada bidang datar.
Perubahan penyajian dan bidang lengkung ke bidang datar ini, mempunyai
konsekuensi adanya kesalahan, apalagi daerah yang dipetakan mencakup daerah
yang luas, apalagi seluas permukaan bumi. Sistem transformasi dan permukaan
bumi yang berbentuk bola ke permukaan bidang datar ini disebut proyeksi peta.
·
Pengertian proyeksi
peta
Proyeksi merupakan
pemindahan sistem paralel dan meridian yang ditetapkan pada bidang spheroid (globe) yang lengkung ke bidang datar (peta).
Cara pemindahan ini dilakukan dengan sistematis dan matematis, agar kesalahan
yang diperoleh sekecil-kecilnya. Sedangkan Faktor lain dalam memahami proyeksi
peta adalah lokasi daerah atau pada bagian mana dan daerah yang akan dipetakan.
·
Beberapa istilah sederhana dalam proyeksi:
1. Meridian dan meridian utama.
2. Paralel dan paralel nol atau ekuator.
3. Bujur (longitude-j), Bujur Barat (0°–180°BB) dan
Bujur Timur (0°–180°BT).
4. Lintang (latitude-l), Lintang Utara (0°–90°LU), dan
Lintang Selatan 0°–90°LS).
·
Macam- macam
proyeksi peta
1. Proyeksi Berdasarkan Bidang Proyeksi
Berdasarkan bidang proyeksi yang
digunakan, proyeksi ini dibedakan menjadi:
a. Proyeksi Zenithal (Azimuthal)
Bidang proyeksi ini berupa bidang datar yang menyinggung bola pada kutub,
ekuator atau di sembarang tempat. Oleh karena itu, proyeksi ini dibedakan
menjadi:
1) Proyeksi azimuth normal, di mana bidang proyeksinya bersinggungan dengan
kutub.
2) Proyeksi azimuth transversal, bidang proyeksinya tegak lurus dengan
ekuator.
3) Proyeksi azimuth oblique, bidang proyeksinya menyinggung salah satu
tempat antara kutub dan ekuator.
Digambar kita bisa melihat garis-garis
bujur sebagai garis lurus yang berpusat pada kutub, garis lintang digambarkan
dalam Bentuk lingkaran yang mengelilingi kutub, sudut yang dibentuk antara
garis bujur sama besarnya pada peta, dan seluruh permukaan Bumi jika
digambarkan dengan proyeksi ini akan berbentuk lingkaran. Nah, kamu dapat
melihat hasil penggunaan proyeksi ini pada gambar di atas. Gambar tersebut
merupakan proyeksi azimuth normal yang dianggap sebagai proyeksi yang cocok
untuk memetakan daerah kutub. Penggambaran kutub dengan proyeksi ini dapat
dilakukan dengan tiga cara, yaitu:
ü Proyeksi Gnomonik
Pada proyeksi ini, titik pusat seolah
berada di pusat lingkaran (digambarkan seperti sinar matahari yang bersumber di
pusat lingkaran). Menggunakan proyeksi ini lingkaran paralel makin keluar makin
mengalami pembesaran hingga wilayah ekuator.
ü
Proyeksi Azimuthal Stereografik
Pada proyeksi ini
seolah-olah sumber arah sinar berasal dari arah kutub berlawanan dengan titik singgung
proyeksi. Akibatnya jarak antarlingkaran paralel semakin membesar ke arah luar.
ü Proyeksi Azimuthal
Orthografik
Pada proyeksi ini seolah-olah sumber
arah sinar matahari berasal dari titik jauh tidak terhingga. Akibatnya sinar
proyeksi sejajar dengan sumbu Bumi. Jarak antarlingkaran akan makin mengecil
apabila semakin jauh dari pusat.
b. Proyeksi Silinder (Cylindrical)
Proyeksi ini menggunakan silinder sebagai bidang proyeksinya dan
menyinggung bola Bumi. Jika proyeksi ini menyinggung wilayah khatulistiwa, maka
garis paralel merupakan garis horizontal dan garis meridian.
Beberapa keuntungan penggunaan proyeksi ini,
yaitu dapat menggambarkan wilayah yang luas dan sesuai untuk menggambarkan
wilayah khatulistiwa atau lintang rendah.
C. Proyeksi Kerucut
Dari namanya saja pasti kamu langsung
tahu bahwa proyeksi ini berkaitan dengan bangun kerucut. Proyeksi ini memiliki
parallel melingkar dengan meridian berbentuk jari-jari. Baris parallel berupa
garis lingkaran, sedangkan garis bujur berupa jari-jari. Proyeksi ini paling
tepat digunakan untuk memetakan daerah lintang 45° atau lintang tengah.
Secara garis besar, proyeksi ini dibedakan menjadi tiga, yaitu:
ü Proyeksi Kerucut Normal atau Standar
Proyeksi ini menggunakan kerucut dengan garis singgung dengan bola Bumi
terletak pada suatu paralel (paralel standar).
ü Proyeksi Kerucut Transversal
Pada proyeksi ini sumbu kerucut berada tegak lurus terhadap sumbu Bumi.
ü Proyeksi Kerucut Oblique (Miring)
Pada proyeksi ini sumbu kerucut membentuk garis miring terhadap sumbu Bumi.
Ketiga proyeksi berdasarkan bidang ini
(azimuthal, kerucut dan silinder) termasuk kelompok proyeksi murni yang
penggunaan dalam kehidupan sehari-hari sangat terbatas karena dirasa sulit.
Selanjutnya, proyeksi berdasarkan bidang ini mengalami modifikasi hingga muncul
proyeksi gubahan.
2. Proyeksi Modifikasi/Gubahan (Proyeksi Arbitrary)
Proyeksi ini lebih sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari yang
diperoleh melalui perhitungannya.
a. Proyeksi Bonne (Equal Area)
Proyeksi ini merupakan proyeksi yang
baik untuk menggambarkan wilayah Asia yang letaknya di sekitar khatulistiwa.
Proyeksi ini menggambarkan sudut dan jarak yang benar pada meridian tengah dan
pada paralel standar, terdapat distorsi yang cukup besar apabila menjauhi
meridian tengah.
Proyeksi Boone pertama kali dihitung
oleh Ringober Boone pada pertengahan tahun 1700-an dan sesuai untuk memetakan
negara-negara di lintang tengah seperti Amerika Serikat. Keseluruhan garis
paralel terbagi merata. Skalanya benar untuk menggambarkan wilayah sepanjang
meridian tengah.
b. Proyeksi Mollweide
Pada proyeksi ini, tiap bagian mempunyai
ukuran yang sama luas hingga ke wilayah pinggir proyeksi. Semakin mendekati
kutub, ukuran berubah semakin kecil.
c. Proyeksi Sinusoidal
Proyeksi ini lebih dikenal oleh
orang-orang di wilayah Amerika Selatan, Australia, dan Afrika, karena sesuai
untuk menggambar wilayah tersebut. Selain itu, proyeksi ini dapat juga
digunakan untuk menggambarkan daerah yang kecil di belahan Bumi mana saja
maupun daerah luas yang jauh dari khatulistiwa. Proyeksi ini menggambarkan
sudut dan jarak yang tepat untuk wilayah meridian tengah. Sedangkan untuk
wilayah khatulistiwa bisa digambarkan dengan luasan yang sesuai.
d. Proyeksi Mercator
Proyeksi ini melukiskan Bumi di bidang
silinder yang sumbunya berimpit dengan bola Bumi, kemudian seolah-olah
silindernya dibuka menjadi bidang datar.
Hasil proyeksi ini layak digunakan untuk memetakan wilayah dekat ekuator.
Akan tetapi makin mendekati kutub, distorsi semakin besar. Selain karakteristik
ini, masih ada ciri lain yang dimiliki proyeksi ini, yaitu:
1) Kutub-kutub hampir tidak dapat dipetakan karena terletak di posisi tidak
terhingga.
2) Interval jarak antarmeridian sama.
3) Interval jarak antarparalel tidak sama, semakin mendekati kutub semakin
lebar.
4) Menggunakan proyeksi ini, Bumi dibagi menjadi enam puluh zona. Tiap zona
mempunyai lebar 6°. Zona nomor 1 dimulai dari daerah yang dibatasi oleh
meridian 180°B dan 174°B, dilanjutkan ke arah timur sampai dengan zona enam
puluh.
e. Proyeksi Homolografik (Goode)
Proyeksi ini merupakan proyeksi
perbaikan kesalahan pada proyeksi Mollweide. Proyeksi Goode pertama kali
dihitung oleh John Paul Goode (1862–1932) dari Chicago. Semenjak itu mulai
digunakan secara luas untuk peta global. Seperti pada gambar, peta ini dipotong
menjadi beberapa bagian untuk mengurangi penyimpangan dan perentangan, terutama
di wilayah samudra dan Antartika.
f. Proyeksi Gall
Ciri khas yang dimiliki proyeksi ini adalah bentuk yang berbeda pada
wilayah lintang yang mendekati kutub.
3. Proyeksi Berdasarkan Sifat Asli yang Dipertahankan
Ditinjau dari klasifikasi ini, proyeksi dibagi menjadi tiga, yaitu:
a. Proyeksi Equivalent
Proyeksi ini mempertahankan luas daerah. Artinya luas daerah sebenarnya
sama dengan luas daerah pada peta setelah dikalikan skala.
b. Proyeksi Konform
Proyeksi ini mempertahankan sudut-sudut sesuai dengan kenampakan di
permukaan Bumi. Artinya skala yang dipertahankan adalah ketepatan sudut.
c. Proyeksi Equidistant
Proyeksi ini mempertahankan jarak sehingga jarak di atas muka Bumi sama
dengan jarak di atas peta apabila dikalikan skala.
4. Proyeksi Berdasarkan Kedudukan Sumbu Simetri
Berdasarkan pembagian ini, proyeksi dibedakan menjadi:
a. Proyeksi Normal
Pada proyeksi ini, sumbu simetri berimpit dengan sumbu Bumi.
b. Proyeksi Miring
Pada proyeksi ini, sumbu simetri membentuk sudut miring dengan sumbu Bumi.
c. Proyeksi Transversal
Sumbu simetri pada proyeksi ini tegak lurus sumbu Bumi atau terletak pada
bidang ekuator (disebut juga proyeksi equatorial).
Sumber :
http://attahiyat.blogspot.co.id/2013/03/macam-macam-proyeksi-peta.html?m=1
http://www.ilmusiana.com/2015/08/proyeksi-peta-pengertian-dan-macam.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar